Miliki Merchandise Pramuka Terbaru di Kedai Pramuka Online
Selamat Hari Pramuka ke-64: Antara Romantisme Kebaikan dan Realitas yang Perlu Dibenahi
Oleh: Tim Redaksi Pramuka Update
Selamat Hari Pramuka ke-64 untuk seluruh insan Gerakan Pramuka di mana pun berada. Di hari yang berbahagia ini, beredar sebuah narasi indah yang mengajak kita untuk “selalu melihat hal yang baik,” diilustrasikan dengan kisah bijak Buya Hamka. Pesannya menyejukkan: jika hatimu baik, maka di mana pun kau akan menemukan kebaikan.
Narasi ini, dengan segala hormat pada kebijaksanaannya, terdengar seperti sebuah lagu nina bobo yang meninabobokan kita dari kenyataan. Ia mendorong kita untuk memakai kacamata kuda berwarna merah jambu, sementara di lintasan pacu Gerakan Pramuka, banyak lubang dan kerikil tajam yang perlu kita singkirkan.
Sebagai media yang berkomitmen pada kemajuan Gerakan Pramuka, kami merasa bertanggung jawab untuk mengajukan pertanyaan kritis: Apakah dengan hanya “melihat yang baik”, Gerakan Pramuka akan benar-benar menjadi lebih baik?

Kritik Bukan Berarti Hati yang Buruk
Analogi Buya Hamka yang tidak menemukan pelacur di Los Angeles adalah sebuah tamparan satir yang cerdas. Namun, jika kita terapkan secara harfiah, logika ini berbahaya. Apakah seorang dokter yang mencari sel kanker pada pasiennya berarti memiliki niat yang buruk? Apakah seorang auditor yang menemukan fraud dalam laporan keuangan berarti ia pembenci perusahaan?
Tentu tidak. Mereka mencari “keburukan” bukan karena hati mereka kotor, melainkan karena mereka memiliki tanggung jawab, kepedulian, dan keahlian untuk menemukan masalah agar bisa disembuhkan dan diperbaiki.
Mengkritik kekurangan dalam Gerakan Pramuka bukanlah tindakan “memperkeruh suasana”. Justru sebaliknya, ini adalah upaya menjernihkan air yang sudah keruh oleh praktik-praktik yang tidak lagi relevan, birokrasi yang kaku, atau bahkan penyalahgunaan wewenang yang mungkin terjadi di tingkat mana pun. Diam saat melihat masalah, itulah yang sejatinya memperkeruh suasana.
Citra vs. Substansi
Ajakan untuk hanya “memposting hal-hal positif” demi “menjaga citra” adalah sebuah jebakan. Citra yang baik seharusnya lahir dari substansi yang kuat, bukan dari polesan di media sosial. Apa gunanya ribuan foto anggota Pramuka tersenyum di Instagram jika di lapangan kita masih menemukan:
- Kurikulum pelatihan yang usang dan tidak menjawab tantangan zaman digital.
- Praktik perpeloncoan yang masih bersembunyi di balik dalih “pembentukan mental”.
- Minimnya transparansi dalam pengelolaan anggaran di beberapa tingkatan kwartir.
- Kesenjangan kualitas pembinaan antara gugus depan di kota besar dan di daerah terpencil.
Menyuarakan ini bukanlah upaya mencari kejelekan, melainkan sebuah undangan untuk berbenah. Mengabaikannya atas nama “melihat kebaikan” adalah bentuk kemunafikan yang akan menggerogoti Gerakan ini dari dalam.
Hari Pramuka ke-64: Momen Refleksi, Bukan Sekadar Selebrasi
Usia 64 tahun adalah usia yang matang. Di usia ini, seseorang tidak lagi hanya mengenang masa muda yang indah, tetapi mulai mengevaluasi apa yang telah dicapai dan warisan apa yang akan ditinggalkan.
Maka, mari jadikan Hari Pramuka ini lebih dari sekadar upacara dan unggahan seremonial. Mari kita jadikan ini sebagai momen refleksi kritis nasional:
- Sudah sejauh mana Dasa Darma benar-benar meresap dalam tindakan, bukan hanya hafalan?
- Apakah metode kepramukaan kita masih efektif membentuk karakter generasi Z dan Alpha yang hiper-konektif?
- Siapkah kita menghadapi tantangan krisis iklim, disinformasi, dan bonus demografi dengan program-program yang nyata?
Cinta sejati pada Gerakan Pramuka bukanlah dengan memujinya tanpa henti. Cinta sejati adalah keberanian untuk menunjuk lukanya agar bisa diobati, menarik panah yang menancap agar bisa pulih, dan mendorongnya untuk berlari lebih kencang, meski harus dengan napas yang terengah-engah.
Kami di Pramuka Update percaya, hati yang benar-benar baik tidak hanya melihat hal yang baik. Hati yang baik berani melihat hal yang buruk, dan terpanggil untuk memperbaikinya.
Selamat Hari Pramuka ke-64.
Mari berhenti saling menyalahkan dan mulailah saling memperbaiki.
Untuk Pramuka yang Berani Berbenah, Jayalah Indonesia!
Yuk gabung Whatsapp Channel kami!
Follow kami di Telegram! & Instagram